Langsung ke konten utama

Fundamental Analysis E/U @19/12/2012 | Forex Trading

Setelah meninggalkan area 1.3200 dan bergerak naik sebanyak 0.45% sejauh ini hingga hari ini, Euro ditutup kemarin pada area 1.3225 di sesi AS. Euro diperdagangkan di tingginya 7 bulan ditengah sinyal perkembangan pembahasan solusi untuk fiscal cliff AS. Presiden AS, Obama dan juru bicara kongres, John Boehner telah melakukan kesepahaman lebih lanjut terhadap negosiasi yang dilakukan untuk mengatasi masalah fiscal cliff dan analis dari FXstreet, Richard Lee mengatakan, “sepertinya kebuntuan mulai terpecah dan para pimpinan partai Demokrat mungkin akan bersedia untuk membuat kesepakatan dalam kurang dari 2 pekan menjelang berakhirnya tahun ini”.

Bursa saham AS bergerak naik saat pembicaraan keduanya berlangsung bersama Euro yang diperdagangkan diatas 1.3220 dengan momentum yang juga positif. Sejauh ini dalam jangka waktu pendek dan tanda adanya faktor yang dapat berpengaruh kuat untuk saat ini, “reli Euro mungkin akan berlanjut menuju resistance kuat dekat 1.3280, tingginya 30 April lalu”, demikian komentar dari Valeria Bednarik dari FXstreet.com. “Penutupan harga harian diatasnya, mungkin akan membuka peluang untuk penguatan lanjutan sebesar 100 pips, membidik area 1.3385, tingginya bulan Maret”.

Bednarik menekankan bahwa adanya pullback memberikan alasan terjadinya aksi beli, dan pembalikan arah masih belum terlihat, saat harga harus turun paling tidak kebawah 1.2970 guna mulai mempertimbangkan pencapaian tingginya yang telah terjadi”. Support jangka pendek mungkin akan terlihat di 1.3210 dan 1.3180

Postingan populer dari blog ini

Rahaia Paul Rotter Sang Scalper Trading Dunia

Pada tahun 2003, suatu broker di London mencatat bahwa salah satu customer nya telah membukukan volume trading yang paling tinggi selama 8 tahun berturut-turut. Adalah Paul Rotter seorang trader sukses dengan jumlah lot trading rata-rata sebesar 3 juta setiap bulan dan berhasil membukukan 65 – 78 juta dollar setiap tahunnya. Tidak dapat dibantah, Paul Rotter adalah salah satu seorang scalping trader sukses di muka bumi ini. Sukses trading Paul Rotter dimulai ketika ia bersama Kinski (salah satu teman dekatnya) membuka Greenhouse, suatu firma finansial. Dari modal awal sebesar $526,000, dalam tiga bulan kemudian Greenhouse telah membukukan profit $6,5 juta. “Paul terkadang bertindak kontroversial, beberapa trader di firma kami tidak menyukainya karena dia selalu mengganti-ganti posisinya secara cepat”, kata Kinski.

BIJAKSANA DALAM TRADING FOREX

Forex...memang betul betul menjanjikan, menjanjikan profit 1000%, menjanjikan profit 100%, menjanjikan profit 10% , menjanjikan MC, menjanjikan rumah tangga bahagia, menjanjikan rumah tangga berantakan, menjanjikan persahabat semakin erat, menjanjikan persahabatan berantakan, menjanjikan kesehatan dan kesakitan,  menjanjikan panjang angan angan, menjanjikan cepat kaya raya..janji janji itu semua pernah masuk dalam kehidupan saya, akhirnya saya harus bijaksana dalam memilih janji janji tersebut... karena ternyata $1 adalah margin atau profit yang berharga. apa lagi ?

Kursus Trading Forex Terbaik Indonesia .:. Forecast Usd Jpy mei 2016 - SEMARANG

Kursus Trading Forex Terbaik Indonesia .:.  Forecast Usd Jpy mei 2016 - BELAJAR FOREX SEMARANG USD/JPY hit 105.55, the lowest level since October 2014. Then US currency managed to get a bit higher thanks to brighter comments of the Federal Reserve’s members. US economic data were mixed: ISM manufacturing index disappointed, but services index exceeded expectations. American nonfarm payrolls also missed expectations. All in all, at this point strengthening in the greenback looks more like a correction or consolidation. The main reason behind the yen’s strength was the lack of monetary stimulus from the Bank of Japan in April. Forex intervention to weaken yen are unlikely at this point with Japan hosting the next key G7 meeting on May 26-27, especially if further decline in USD/JPY is gradual.   Another important factor for USD/JPY is the market’s risk sentiment, with which the pair is closely correlated. Japanese stocks are declining because of the weak corporate earnings,