Langsung ke konten utama

Kuadran Lever Trader | Belajar Forex Indonesia


Inilah perjalanan mental umumnya trader:



Kuadran I: Pemula yang Naif

Pada kuadran ini, trader masih terpukau dengan betapa praktisnya online trading.
"Wow fantastis! ternyata ada cara yang sedemikian mudah untuk menghasilkan uang!".

Kami melihat marketing campaign dari industri ini (perusahaan pialang, IB, penyedia sinyal, mirror trading, penyelenggara seminar dan kursus) umumnya memberikan kesan palsu pada publik seakan trading sangat mudah semudah melakukan klik. Berikut contoh slogan marketing yang umum:
"Ini sangat mudah, anda tinggal ikuti tanda panah, biru berarti beli, merah berarti jual"
"Anda tinggal memilih satu dari ratusan strategi yang telah terbukti yang sesuai dengan selera anda dan cermini tradingnya di account anda (mirror the trade), terobosan ini membuat trading sederhana dan menyenangkan"

Kenyataannya tidak wahai pembaca budiman, trading tidak semudah dan sesederhana itu. Anda harus melakukannya dengan fikiran sendiri. Anda harus memiliki perspektif yang akurat mengenai tren ekonomi global. Anda perlu memahami karakter dan dinamika pasar. Anda memerlukan trading system yang well defined, well planned and well tested. Anda perlu mengembangkan karakter personal yang sesuai untuk sukses trading di pasar yang liar ini. 

Kuadran II: Trader Berjuang 

Ia mulai menyadari trading tidak semudah yang dibayangkan, seringkali dengan cara yang menyakitkan dengan kehilangan ratusan juta rupiah dalam trading. Ia mulai belajar indikator dan analisa teknikal secara trial & error dan sporadis bukan sistematis. Ia seringkali gamang dengan sinyal yang tidak kompak antara satu indikator dengan indikator lainnya. Ia tidak memiliki perspektif yang tepat terhadap pergerakan pasar; buy di pagi hari, terkena stop loss dan kemudian berbalik badan sell di siang hari, untuk kemudian melihat harga berbalik naik di sore hari. 

Kuadran III: Trader Ahli dan Berpengalaman 

Pada fase ini, trader sudah bisa menyebut dirinya trader berpengalaman. Trader ini sudah mengetahui banyak hal mengenai metode trading. Ia sudah menyadari bahwa untuk sukses dalam trading dibutuhkan trading system yang didefinisikan dengan baik (well defined), direncanakan dengan baik (well planned) serta berhasil dalam ujicoba (well tested). Trader ini juga sudah memahami kebijakan trading yang umum (conventional wisdom) seperti "cut your loss short and let your profit run", "never add to a losing position", konsep reward to risk ratio, konsep trend following, konsep counter trade. Ia sudah menguasai berbagai indikator dan alat bantu. Ia juga mungkin sudah fasih dengan bahasa program mql4 untuk membuat EA. Ia juga sudah paham karakter dan dinamika pasar. Ringkasnya, trader pada kuadran ini sudah bisa disebut trader ahli dan berpengalaman. 

Trader pada Kuadran ini mungkin sudah ahli dan berpengalaman, memahami hampir semua terminologi trading namun sebenarnya ia belum menghasilkan profit yang konsisten. Ia terus mencari dan belajar tapi tidak juga menemukan mata rantai yang hilang (missing link) yang memisahkan antara trader ahli dan trader yang profit secara konsisten. Ia terus mencari holy grail system, ia menggunakan satu trading system untuk kemudian menemukan cacat setelah beberapa bulan, kemudian lompat ke trading system lain yang terlihat sempurna saat evaluasi chart ke belakang namun kemudian setelah beberapa bulan hancur bersamaan dengan hancurnya live account. 

Ada trader tipe ini yang kemudian putus asa dan memutuskan untuk tidak trading lagi. Namun ada juga yang memutuskan untuk mencari penghasilan tidak dengan cara trading tapi dengan cara menjadi IB, mengelola managed account, menulis buku, mengajar trading bahkan menjual seminar untuk memanfaatkan knowledge dan skill yang telah didapat selama pembelajaran bertahun-tahun. Kami tidak bermaksud meremehkan para guru, penulis buku dan penyedia jasa trading lainnya. Bahkan faktanya ada beberapa yang sangat baik yang telah berkontribusi pada keutuhan perspektif kami terhadap pasar. 

Kuadran IV: Consistent Profitable Trader 

Inilah makhluk langka dalam dunia trading. Ia telah berhasil menyibak rahasia kunci, mata rantai yang hilang yang membedakan antara trader ahli dan profitable trader. Ia profit dan ia konsisten. 

Ada pemahaman umum bahwa 95% trader kehilangan uangnya dalam trading. Kami percaya ini, bahkan lebih jauh lagi dari 5% yang tidak kehilangan uang, kurang dari 20%nya yang mendapatkan profit secara konsisten. Jadi bicara Consistent Profitable Trader, kita bicara tentang kurang dari 1% populasi retail trader. Makhluk langka ini umumnya hidup dari aktifitas trading dan jarang yang membagi ilmunya atau memberikan seminar karena ia telah mendapat lebih dari yang ia butuhkan dari trading. 

Inilah mengapa consistent profitable trader tetap menjadi makhluk langka dalam dunia retail trading dan inilah yang melatarbelakangi keprihatinan kami dan keputusan kami untuk membagi apa yang telah kami pelajari hingga kami sampai pada kuadran IV.


Dalam perjalanan kami ke kuadran IV, kami telah menghabiskan ratusan juta rupiah untuk seminar-seminar, buku-buku, kursus online, newsletter, dll, serta ratusan juta rupiah lainnya dalam trading. Dari setumpukan besar buku-buku trading yang kami miliki dan beberapa seminar yang kami ikuti, sayangnya hanya sebagian kecil yang benar-benar bernilai. Dari sini dan pengalaman serta pengamatan pasar selama bertahun-tahun kami membentuk paradigma kami yang unik mengenai pasar dan kami mengembangkan metodologi kami sendiri yang juga didukung dengan EA sebagai alat bantu riset dan alat bantu trading.   

Postingan populer dari blog ini

Rahaia Paul Rotter Sang Scalper Trading Dunia

Pada tahun 2003, suatu broker di London mencatat bahwa salah satu customer nya telah membukukan volume trading yang paling tinggi selama 8 tahun berturut-turut. Adalah Paul Rotter seorang trader sukses dengan jumlah lot trading rata-rata sebesar 3 juta setiap bulan dan berhasil membukukan 65 – 78 juta dollar setiap tahunnya. Tidak dapat dibantah, Paul Rotter adalah salah satu seorang scalping trader sukses di muka bumi ini. Sukses trading Paul Rotter dimulai ketika ia bersama Kinski (salah satu teman dekatnya) membuka Greenhouse, suatu firma finansial. Dari modal awal sebesar $526,000, dalam tiga bulan kemudian Greenhouse telah membukukan profit $6,5 juta. “Paul terkadang bertindak kontroversial, beberapa trader di firma kami tidak menyukainya karena dia selalu mengganti-ganti posisinya secara cepat”, kata Kinski.

BIJAKSANA DALAM TRADING FOREX

Forex...memang betul betul menjanjikan, menjanjikan profit 1000%, menjanjikan profit 100%, menjanjikan profit 10% , menjanjikan MC, menjanjikan rumah tangga bahagia, menjanjikan rumah tangga berantakan, menjanjikan persahabat semakin erat, menjanjikan persahabatan berantakan, menjanjikan kesehatan dan kesakitan,  menjanjikan panjang angan angan, menjanjikan cepat kaya raya..janji janji itu semua pernah masuk dalam kehidupan saya, akhirnya saya harus bijaksana dalam memilih janji janji tersebut... karena ternyata $1 adalah margin atau profit yang berharga. apa lagi ?

Kursus Trading Forex Terbaik Indonesia .:. Forecast Usd Jpy mei 2016 - SEMARANG

Kursus Trading Forex Terbaik Indonesia .:.  Forecast Usd Jpy mei 2016 - BELAJAR FOREX SEMARANG USD/JPY hit 105.55, the lowest level since October 2014. Then US currency managed to get a bit higher thanks to brighter comments of the Federal Reserve’s members. US economic data were mixed: ISM manufacturing index disappointed, but services index exceeded expectations. American nonfarm payrolls also missed expectations. All in all, at this point strengthening in the greenback looks more like a correction or consolidation. The main reason behind the yen’s strength was the lack of monetary stimulus from the Bank of Japan in April. Forex intervention to weaken yen are unlikely at this point with Japan hosting the next key G7 meeting on May 26-27, especially if further decline in USD/JPY is gradual.   Another important factor for USD/JPY is the market’s risk sentiment, with which the pair is closely correlated. Japanese stocks are declining because of the weak corporate earnings,